Ibu..
Masih terngiang ditelingaku
Gelegar suaramu yang membahana hingga ke ujung gang
Saat kau marah
Karena kenakalanku
Panas hujan cubitmu
Meninggalkan bekas biru
Dipahaku, saat
Ku tak patuh padamu
Ibu...
dulu aku berfikir
Betapa tidak adilnya sikapmu
Padaku, atas setiap kasih sayang
Yang kau limpahkan pada saudaraku
Rasa ingintahu menggelitikku
Di malam yang kelam
Ditemani temaramnya cahaya bulan
Di teras rumah kita yang nyaman
Malam itu,
aku melihatmu bersimpuh
berbalut rukuh
menengadah
getar suaramu
lirih kudengar
kau panjatkan setangkup doa
untukku
di antara isak tangis
dan derai airmata
kau memohon ampunan-Nya
tuk setiap sakit yang kurasa
Ibu ....
Kutahu betapa kau tersiksa
Dengan segala ulah kami
Kutahu kau dilema
Saat kau memarahi kami
Di balik kegaranganmu
Di balik kecerewetanmu
Di balik ketidak adilan yang kurasa
Kini kutahu kau miliki sejuta cinta untukku
Baru ku mengerti kini
Saat ku menjadi seorang ibu
Kemarahanmu, kecerewetanmu
Merupakan bukti kepedulianmu
Pada kami ...anak-anakmu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar