BLOG
TOUR
It’s
Me
SUPERBRAND
DIRI UNTUK JADI BEDA
Penulis : Dya Loretta, SE., M.Ikom
Jumlah Hal : 96 halaman
Penerbit : Lintas Kata
Beberapa waktu yang lalu saya ditawari oleh mba Dya
Loreta untuk menjadi satu di antara sekian pembaca pertama calon bukunya. Terus terang di tengah kesibukan saya sebagai
mompreneur akhir- akhir ini berdampak terhadap menurunnya intensitas aktivitas
saya dalam membaca. Saat disodorkan judulnya, saya penasaran ingin mengetahui
lebih jauh tentang isi dari buku tersebut.
Dya Loretta cukup jeli dalam menangkap ide yang menjadi tema utama buku ini. Sebab tema ini merupakan topik yang kini sedang menjadi buah bibir di kalangan pelaku bisnis maupun profesi lainnya. Wanita yang berprofesi sebagai dosen dan penggiat komunitas ini mampu menyajikan tema personal branding dengan lebih eye catching.
Profil Penulis
Awalnya saya memiliki gambaran bahwa buku ini sejenis
dengan buku pengetahuan populer lainnya yang sarat informasi, tebal dan
menggunakan bahasa ilmiah ( bagi sebagian orang buku model ini menjadi sangat
membosankan). Ternyata saya salah
saudara-saudara! Tahukah anda bahwa buku
ini telah merubah niat saya dari yang
awalnya hanya akan membaca garis besarnya saja, menjadi tertarik tuk membaca
tuntas. Mengapa demikian?
Buku It’s Me, merupakan
buku yang memiliki tampilan yang berbeda, tidak monoton, sarat
pengetahuan dan dihiasi dengan ilustrasi yang menarik yang membuat pembaca tak
pernah bosan untuk membuka halaman demi halaman. Buku yang mengupas habis tentang personal
branding ini tidak hanya bercerita tentang teori, namun juga menyajikan
tips-tips menarik untuk membuat diri tampil beda.
Langkah membangun personal branding
Apa sih sebenarnya personal branding?
Dya Loreta dalam bukunya menjelaskan bahwa secara teori
personal branding adalah, diri pribadi dengan segala kekuatan yang dimiliki
diri dan memiliki nilai bagi diri sendiri dan tersampaikan dalam bentuk
kegiatan, sehingga mampu meraih hati
para khalayak dengan harapan mendapatkan nilai, citra, dan pengakuan
dari masyarakat luas.
Seberapa penting personal branding bagi seorang penikmat
dan peramu makanan seperti saya?
Beberapa bulan terakhir saya memang menggiatkan personal
branding saya sebagai salah satu upaya untuk meraih kepercayaan konsumen dan
publik pada umumnya. Hal ini tidak lain
dan tidak bukan karena personal branding memiliki peranan besar dalam
pengambilan keputusan yang dilakukan oleh konsumen terhadap produk dan jasa
yang saya tawarkan. Membangun personal
branding yang positif akan meningkatkan daya tarik dan daya jual dari sebuah
produk (dalam hal ini adalah produk dan jasa yang ditawarkan oleh Dapur Sehat
Bunda, dimana saya bertindak sebagai owner di dalamnya). Sebab seperti yang diulas oleh Dya Loretta di
halaman 28, “ Produk tanpa merek adalah hanya sebuah bentuk fisik yang meskipun
mempunyai kelebihannya sendiri, tidak akan dapat memberikan nilai tambah bagi
dirinya sendiri. Merek lah yang
memberikan value benefit bagi dirinya sendiri lewat serangkaian kegiatan
branding”.
Produk ini alasan saya membangun Personal branding
Sejak saya mulai membangun personal branding yang
positif, berbagai tawaran kerjasama banyak berdatangan, aura positif tidak hanya mempengaruhi diri saya melainkan
juga lingkungan saya dan komunitas di mana saya ada. Semakin banyak orang yang termotivasi dan
menjadi terinspirasi untuk maju dan bangkit.
Sebagai peramu masakan, personal branding yang saya bangun dapat
menumbuhkan rasa percaya diri saya dalam
menampilkan kreasi-kreasi menu terbaru dan melebarkan sayap bisnis kuliner lebih
jauh lagi. Hal ini merupakan salah satu manfaat psikologis dan aplikatif dari personal branding seperti yang diulas buku #It’sMe di halaman 32 tentang manfaat personal branding.
Dalam buku ini juga dikatakan bahwa untuk membangun
personal branding yang positif, kita harus mencari dan menemukan ataupun
menumbuhkan self uniqueness (
keunikan diri). Untuk itu diperlukan knowledge, skill dan capability dari sesuatu yang umum
menjadi kekhususan. Selain itu, buku
setebal 96 halaman ini juga mengupas tentang “How to Be Interesting”
Seperti yang dikatakan Jessica Hagy bahwa tidak ada orang
yang normal, setiap orang memiliki keanehan khusus dan keunikan. Nah salah satu
cara untuk jadi menarik dan berbeda menurut Jessica Hagy dalam buku It’s Me
adalah “Ubahlah gaya anda”. Menjadi
menarik tidaklah harus memiliki wajah yang cantik ataupun tubuh yang seksi dan
ramping bak gitar spanyol. Menjadi
menarik adalah bila anda mampu menjadikan segala yang ada di diri anda menjadi
sesuatu yang memiliki value. Contohnya
adalah Ririe Bogar, anda tentu pernah mendengarnya. Wanita yang merupakan founder komunitas
extra- Large ini telah menjadi inspirasi bagi wanita lain yang mungkin selama
ini merasa minder dengan postur tubuh mereka yang besar. Beliau telah menunjukkan bahwa menjadi cantik
dan menarik tidak harus kurus, sebab kecantikan dapat ditampilkan dengan
menunjukkan apa adanya diri.
Wah..jadi penasaran kan? Pasti kalian juga ingin jadi
menarik. Makanya pantengin terus tanggal
launching buku keren ini, sebab banyak ilmu bermanfaat yang akan membantu anda
membangun personal branding. Yuk, diburu
bukunya dan catat tanggal mainnya 3 Oktober 2015.
Oh iya, ada #giveAway berhadiah satu buah buku It’s Me
dari lintas kata, caranya
- Bagi teman teman yang memiliki twitter bisa follow twitter @itsme_book dan @rahayu_sp
- Upload foto sampul it’s Me Book pada twitter dan ketik jawaban dari pertanyaan ini,” apa yang melatar belakangi terbentuknya komunitas Extra-large yang digawangi Ririe Bogar?” Gunakan hastag #itsmebook#giveawayimb dan ajak tiga orang temanmu untuk ikutan.
- Periode lomba akan berlangsung hingga 6 Oktober 2015