Anak adalah anugrah terindah yang Tuhan berikan pada
setiap pasangan menikah. Kehadirannya
merupakan pelengkap sebuah mahligai rumahtangga, pun demikian dengan kami.
Kehadiran anak di tengah-tengah kehidupan kami memberi warna tersendiri. Tentu semua butuh perjuangan, kita harus
merawatnya tidak hanya penuh cinta melainkan juga dengan perhatian dan kasih
sayang yang tiada habis. Sebab kita
berharap anak tumbuh menjadi pribadi yang sempurna.
Namun saat harapan
tak sesuai dengan kenyataan, bagaimana cara kita menyikapinya? Akankah
kita diam dan saling menyalahkan
kualitas benih yang disemai? Atau
terus menolak dan meratapi kemalangan? Ya, mungkin sebagian orang akan berusaha
membantahnya sambil terus menyalahkan diri, namun sebagian yang lain berusaha
menerima dan mencari jalan untuk bisa menjadikan keadaan menjadi lebih
baik. Ibarat nasi yang sudah menjadi
bubur, kita hanya tinggal memberikan pelengkapnya saja agar bubur tersebut
menjadi enak untuk dinikmati.
ADHD (Attention
Deficit Hyperactivity Disorder) adalah sebuah gangguan pemusatan perhatian
dan hiperaktivitas pada anak. Biasanya
ditandai dengan ganguan prilaku, dimana anak memiliki gerak yang berlebih,
tidak bisa diam, ceroboh, dan sulit konsentrasi. ADHD disebabkan adanya kelainan pada struktur otak dan genetik, gangguan ini bisa ditangani dengan melakukan serangkaian
proses mulai dari pemeriksaan, diet yang tepat, pengobatan dan serangkaian
terapi prilaku. 50 % penderita ADHD
umumnya memiliki orangtua yang juga ADHD.
ADHD umumnya baru terdeteksi saat usia 3 tahun ke atas di mana anak mulai menunjukkan gerakan-gerakan yang tidak terkontrol, menyukai aneka makanan manis, sering reaktif terhadap suatu kondisi dan sebagainya. Anak ADHD menurut dokter Trisna merupakan anak-anak yang istimewa, jadi orangtua harus mampu menerima mereka sebagai anugrah.
Secara umum gejala ADHD dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Hiperaktif, yaitu anak terlihat seperti tak pernah kehabisan energi, contohnya adalah
- Sulit bila diminta untuk duduk diam
- Selalu bergerak, berlari dan memanjat
- terlihat selalu gelisah
2.Tidak bisa konsentrasi, yaitu gangguan pemusatan pikiran dengan ciri sebagai berikut:
- Tidak bisa fokus
- Selalu terburu-buru
- Ceroboh
- Sering melupakan barang-barang kecil miliknya di sekolah seperti, pensil, penghapus dsb.
- Umumnya sulit menerima perintah dan menyelesaikan tugas yang diberikan
- Memiliki kebiasaan mengigau saat tidur
3. Impulsif, yaitu kecenderungan untuk bertindak tanpa berpiki denga ciri:
- Tidak mau antri
- Sering memotong pembicaraan orang
- selalu terburu-buru dalam menjawab pertanyaan
- Mudah sakit hati (perasa)
- Kurang percaya diri
- Mudah bosan
- Sering menentang peraturan
Itulah beberapa ciri anak yang mengidap ADHD, dengan catatan ini Bunda dan ayah bisa mulai mengenali kelainan ini sesegera mungkin agar penangan lebih mudah dilakukan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar