Negeri ini adalah
negeri yang menjunjung tinggi demokrasi, dan itu tercermin dari tumbuhnya
berbagai partai politik. Pada masa ini pertumbuhan partai politik terus
mengalami transformasi, yaitu perubahan yang terjadi secara cepat yang dimotori
oleh anak muda. Transformasi yang terjadi lebih mengarah pada perubahan prilaku
politik yang dipengaruhi oleh banyak faktor.
Dr. Dimas Oki Nugroho seorang aktivis sekaligus
Executive Director dari Akar Rumput Strategic Consulting, dalam kunjungannya ke
Universitas Udayana kemarin (13 Mei 2016), memaparkan banyak point penting
tentang perubahan prilaku ini. Perubahan
prilaku politik ini sendiri sebenarnya bukanlah hal baru. Perubahan ini terjadi sejak zaman Bung Karno,
Soeharto , Gus Dur hingga Jokowi-JK.
Pada zaman Bung Karno arah politik lebih kepada
penyatuan. Demi menyatukan rakyat nya
Presiden RI pertama ini melakukan konsensus sehingga lahirlah Pancasila. Lain Bung Karno lain lagi dengan Pak
Harto, bila Bung Karno mampu
menghipnotis rakyatnya melalui pidato-pidato politiknya, melalui pendekatannya
sehingga segala perbedaan bisa di satukan, maka Pak Harto sebaliknya. Pak Harto harus melakukan tangan besi untuk
membuat rakyat patuh, tunduk dan bersatu padu dalam bendera yang sama. Kekuasaan militer lah yang digunakan sebagai alat
untuk bisa meraih tujuannya. Salah satu
strateginya adalah dengan membentuk partai-partai politik, dua yang terkuat dan
masih besar hingga saat ini adalah Golkar dan PDI. Namun pada akhirnya politik
desentralisasi ini pun mengalami kegagalan akibat ulah para predator-predator
lokal.
Seiring dengan pertumbuhan zaman, Golkar pun mulai
melakukan transformasi politik dengan munculnya banyak tokoh muda dan baru yang
mengusung pembaruan. Posisinya sebagai
partai tengah ini sangat penting dalam menguatkan bangsa ini, namun perpecahan
yang terjadi belakangan ini membuat partai berlambang pohon beringin ini
menjadi buah bibir di kalangan rakyat dan mengancam persatuan. Kondisi ini sangat tidak baik bagi Golkar
sendiri dan mereka harus bisa mengambil langkah-langkah penyelamatan. Salah satunya adalah dengan membenahi kondisi
internal. Bila tidak dilakukan cepat,
maka perlahan tapi pasti perpecahan partai kuning ini akan menghancurkan partai
berlambang pohon beringin ini.
Melihat situasi politik saat ini dan kader-kader
partai yang ada, tentu sebagai penonton kita cukup merasa miris, banyak kader
partai yang sebenarnya tak layak tapi tetap dipertahankan untuk mengatur
partainya, dan akibatnya yang terjadi adalah penggelapan dan penyalahgunaan
wewenang. Tentu hal ini akan berdampak
besar pada negara. Prilaku politik yang tak sesuai etika akan menimbulkan
kerugian baik bagi partai, negara, maupun rakyat. Inilah alasan kenapa pembaruan harus
dilakukan. Negeri ini butuh
pemuda-pemuda pintar yang jujur dan mampu mengelola partainya. Bebas korupsi, kolusi, dan nepotisme. Gaya-gaya kepemimpinan lama yang sudah tak
sesuai harus kita buang jauh-jauh. Kehati-hatian dan seleksi ketat terhadap
calon pemimpin partai pun harus dilakukan. Kenali setiap kader dengan baik
untuk bisa menggembleng mereka menjadi calon pemimpin yang mumpuni dan jujur. Sementara mereka yang pernah dan sedang
terjerat kasus pidana maupun perdata sebaiknya tidak dijadikan sebagai kandidat
sampai kasus selesai dan terbukti bersih.
Mari kita ciptakan partai yang bersih! Kita bangun politik yang sehat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar