Let’s
talk about cancer! What is it?
Cancer
atau dalam bahasa indonesianya dikenal dengan kanker, kini telah menjadi momok
menakutkan, tidak hanya bagi kaum wanita, namun pria dan anak-anak pun tak
ter-elakan. Bahkan data tahun 2012
menyebutkan 8,2 juta kematian di dunia disebabkan oleh kanker. Kasus kematian
akibat kanker diperkirakan akan meningkat setiap tahunnya hingga 22 juta kasus
hanya dalam dua dekade. Wow! Angka yang fantastis dan bikin hati teriris.
Sumber Departemen Kesehatan
Apa
sih penyakit kanker itu?
Kanker
dikenal sebagai penyakit yang disebabkan karena adanya pertumbuhan sel yang
tidak normal di dalam tubuh kita dan berubah menjadi sel kanker. Pertumbuhan sel kanker ini terjadi disebabkan
tiga faktor, di antaranya:
1. Faktor
genetik
2. Adanya
zat karsinogen dalam tubuh
3. Prilaku
dan gaya hidup
A.
Faktor Genetik
Seseorang yang di dalam
keluarganya memiliki riwayat menderita kanker memiliki faktor resiko terkena
kanker lebih tinggi dibandingkan mereka yang tidak memiliki riwayat
kanker. Oleh karena itu mereka harus
betul-betul menjaga dan menghindari faktor pemicu kanker untuk mencegah
terjangkit penyakit yang menjadi silent
killer ini.
B. Faktor
Karsinogen
Adanya zat karsinogen
dalam tubuh bisa disebabkan karena terkena paparan zat kimia, iritasi kronis,
virus, radiasi juga pengaruh hormon. Zat
karsinogen inilah yang akhirnya memicu tumbuh dan berkembangnya sel kanker di
dalam tubuh.
C. Prilaku
dan Gaya Hidup
Prilaku, gaya
hidup dan pola makan tak sehat merupakan pemicu penting tumbuhnya sel kanker di
dalam tubuh. Prilaku yang dimaksud
adalah merokok, minum-minuman keras, kebiasaan mengkonsumsi makanan yang
mengandung zat additive, obesitas, sering mengkonsumsi makanan berlemak, serta sering
mengkonsumsi makanan yang dibakar atau dipanggang.
Berdasarkan
hasil riset, kasus meningkatnya jumlah pasien kanker disebabkan karena
kebiasaan malas makan sayur. Padahal
sayuran banyak mengandung zat gizi dan zat anti oksidan yang dibutuhkan tubuh
untuk menangkal berbagai penyakit
Faktor-faktor
tersebutlah yang menyebabkan munculnya pertumbuhan sel abnormal di dalam tubuh
yang akhirnya banyak merenggut korban jiwa.
Loh,
kenapa ya kok saya tiba-tiba bicara soal kanker? Padahal ini bukan hari kanker. Alasannya
adalah karena saya merasa ini sudah saatnya bagi kita untuk aware terhadap
ancaman penyakit yang mengerikan ini.
Penyakit yang kehadirannya begitu tiba-tiba dan dalam waktu singkat siap
merenggut jiwa orang-orang terkasih, seperti sahabat yang sangat saya sayangi. Begitu banyak sahabat saya yang kini menjadi
survivor kanker, dan sebagian besar dari mereka baru tahu bahwa ada sel ganas
dalam tubuh mereka setelah menginjak stadium 3 ke atas. Jadi awalnya mereka benar-benar tidak pernah
mengira bahwa keluhan-keluhan ringan yang mereka rasakan pada tubuh mereka
sebenarnya terjadi karena adanya pertumbuhan sel abnormal yang perlahan terus
tumbuh dan menyerang organ-organ tubuh mereka.
Nah
saya mau cerita sedikit nih, pada tahun 2011 dokter memvonis bahwa ada sel
kanker dirahim saya akibat pertumbuhan hormon yang abnormal. Setiap jamnya sel ini terus menyebar, dokter
pun menyarankan saya untuk menjalani kemoterapi. Jujur saat itu saya tidak siap mendengar vonis
tersebut, rasanya seperti melihat malaikat maut di depan mata. Terlebih saat itu saya harus merawat
anak-anak kami yang masih kecil. Si
bungsu baru berusia 3 tahun dan sedang lincah-lincahnya, sedangkan si sulung
duduk di bangku SD.
Menjadi seorang single fighter dalam
perawatan anak dengan kondisi kesehatan yang sedang drop seperti itu, tentu
bukanlah hal yang mudah. Sehingga vonis
dokter itu terdengar bagai petir di siang bolong yang membuat tungkai kakiku
seolah tak berfungsi. Tak ada bahu
tempatku bersandar sebab suami tersayang terpisah jarak dan waktu. Hari itu hanya air mata dan sentuhan lembut
kedua bocah kecilku yang menemaniku.
Sepanjang perjalanan pulang tak henti tangan kecil putra bungsuku
mengusap bulir bening yang mengalir di sudut kelopak mataku. Entah kenapa aku begitu rapuh hari itu. Tak setegar Rahayu yang selama ini dikenal
sebagai sosok wanita ceria. Aku tak
mampu berpikir positif. Ketakutanku
membuat tubuhku semakin lemah. Setiap
hari flek—flek merah selalu membekas di celana dalam yang kukenakan.
Haruskah
aku kemoterapi seperti kata dokter? Tapi darimana biayanya? Kudengar biaya
kemoterapi tidaklah murah, sementara aku harus menjalani tak cukup 1 kemoterapi
dengan nilai Beta HCG di atas 8000 dan nilai CA yang juga tak kalah tinggi saat
itu. Dokter mengatakan bahwa sel ganas ini dapat menyebar ke organ-organ lain
bila tidak tuntas ditangani. Kalimat Pak Dokter seolah bergema terus di
telingaku, meluluh lantakkan hati. Aku
tau, aku tak punya cukup uang untuk melakukan kemoterapi, pun kalau bisa
kulakukan, pada siapa akan kutitipkan anak-anak? Aku tak mungkin merepotkan tetangga, kedua
orang tuaku telah menyatakan tak bisa mengunjungi kami. Aku seperti pohon toge
yang tidak mendapatkan air, lunglai.
Sempat
aku bertanya dalam hatiku, mengapa semua ini terjadi? Kusadari aku memang
wanita yang suka sekali jajan di pinggir jalan dan kaki lima. Aku suka sekali sate dan aneka menu bakar dan
panggang,tak suka makan sayur, aku juga suka makanan kemasan ber-MSG saat itu
untuk cemilanku saat menulis. Terlalu
banyak hal yang bisa menjadi pemicu sakit ini.
Aku hanya bisa berpasrah saat itu dan berdoa. Kulakukan ikhtiar yang aku
bisa. Andai saat itu aku mengenal in Harmony Clinic mungkin aku takkan
larut dalam duka berkepanjangan.
Kurasakan
betul betapa tak enak sakit itu.
Bayang-bayang kematian menghantui hari demi hari sampai akhirnya
pengobatan ku berhasil. Sejak itu aku
bertekad takkan abai pada kesehatan. Pencegahan harus kulakukan agar hal ini
tidak menimpa orang lain terutama anak-anak dan suami. Sejak itu aku ketat
sekali mengatur menu untuk anak dan suami.
Sayur dan buah-buahan adalah menu wajib yang harus dikonsumsi. MSG dan pengawet merupakan bahan terlarang di
dapur kami. Aku dan suami mulai
mengurangi menu bakar dan panggang, menjauhi zat kimia berbahaya dari
anak-anak. Tak jarang aku melakukan
penyuluhan kanker di sekolah anak-anakku.
Ada
6 hal yang kulakukan untuk pencegahan penyakit ini, sesuai anjuran dinas
kesehatan yaitu CERDIK.
Mari
kita tekan jumlah penderita kanker dengan melakukan tindakan-tindakan
pencegahan. Sayangi diri dan keluarga
anda. Berilah mereka asupan yang bergizi
dan tak perlu sungkan untuk selalu
melakukan pemeriksaan rutin. Khusus
untuk wanita usahakan rutin melakukan pemeriksaan SADARI dan PapSmear
Tidak ada komentar:
Posting Komentar