Enam tahun lalu tepatnya Mei 2011 aku memulai karir menulisku dengan menggunakan HP android yang zaman itu dikenal sangat ramah di kantong. Kuawali hoby nulisku dengan menulis pesan singkat yang kadang alay di wall FB ku. Hari berganti minggu, dan minggu pun berganti bulan. Pak Suami melihat semangat menulisku yang besar, tak sampai hati kekasihnya sakit mata karena mandangin layar hape yang imut.
"Kamu serius mau nulis ,Say?" tanyanya
Aku hanya menatapnya sambil nyengir. Kupegang pipi tirusnya yang mulus tanpa kumis dan jambang. Tatapannya beradu mesra dengan mataku. Perlahan kukedipkan mata sambil melukis senyum di dua sudut bibirku.
"Insya Allah Ay, ...siapa tau aku bisa jadi penulis beneran" jawabku singkat. Simple banget ambisiku waktu itu. Kalau di telaah dari suku katanya, maka Penulis berawal dari kata tulis yang diberi awalan pe-. Pemberian awalan ini sendiri menunjukkan arti pelaku. Jadi Penulis adalah orang yang melakukan aktivitas menulis. Bisa wartawan, blogger, guru, bahkan sekretaris dan bendahara (nulis catatan keuangan). Termasuk nulis status juga nulis ya?
Suatu ketika sulungku ditanya oleh gurunya, " Bunda kerja jadi apa?"
"Bundaku penulis." jawabnya spontan. Sang guru tentu takjub dan bertanya kembali, " Bunda penulis apa Han?"
"Penulis status!" spontan Farhanku menjawab tanpa rasa bersalah. Ya, iyalah. Tidak seratus persen salah sih, karena memang setiap hari dai hanya lihat FB nya bundanya online terus dan FB adalah media pertamaku dalam menulis. Sebagai penulis status aku membutuhkan quota ekstra cepat agar status-status dan foto-foto yang kuupload bisa kuunggah dengan sukses. Tapi sepertinya signal kurang bersahabat dengan lokasi rumahku yang terpencil. Keluarga menyarankan aku untuk beralih ke si Biru yang menawarkan paket internet super cepat, murah dan terjangkau. Dibantu sebuah modem pemberian si "Ay" aktivitas menggores kata menuang rasa pun sukses.
Tidak lama, status-statusku mulai mengundang rasa penasaran. Tak sedikit teman yang menantikan kisah-kisah horor yang sebenarnya tercipta karena ke "parnoanku" sendiri akan gelap. Pada hening yang mewarnai setiap hariku tanpa-nya (Ay). Tapi sampai kapan aku akan larut dalam sepi? Dalam buai imagiku yang kadang terlalu menghegomoni diri ini?
Ah...tidak! Sudah saatnya kutunjukkan pada dunia bahwa aku bisa berkarya. Jangan sampai fasilitas hot road 3G dari XL terbuang sia-sia. Itu ambisiku saat itu. Mulai hari itu, halaman demi halaman wordku mulai kupenuhi dengan kerangka pemikiran. Berbagai bahan bacaan kukumpulkan untuk menghasilkan tulisan bergizi. Setelah 3 tahun berjalan, tak kurang dari 20 buku kutulis, ratusan artikel kuterbitkan baik sebagai content web, maupun media lainnya.
Tak terasa 6 tahun sudah aku bersahabat dengan XL dan kini profesiku bukan lagi seorang penulis status, aku sudah menjadi seorang mompreneur yang mengelola usaha makanan kering secara online. Produkku tidak hanya dinikmati di dalam negeri. namun dipercaya sebagai buah tangan untuk warga Indonesia yang tinggal di Perancis, Hongkong, Australia, Dubai bahkan Amerika. Semua pencapaian ini tak lepas dari baiknya jaringan internet yang kugunakan, apalagi dengan adanya Extra Combo Akhirnya Kulampaui Batas Ambisiku. Bukan hanya menjadi seorang penulis status, tapi juga penulis buku, content writer, dan mompreneur.