Duka mereka, Duka kita
Duka Indonesia
Lihatlah puing puing berserakan
Tubuh tergelimpang di tengah padang
Beratap langit beralas tanah hamparan
Sementara gempa terus mengguncang
Dengarlah tangis mereka
Bayi mencari gentong susu yang dibawa mati sang ibu
Anak anak yang lapar menanti bantuan yang tak kunjung sampai
Pria dan wanita yang berebut makanan dan baju
Lihat!
Lihat dan dengarkan!
Tidakkah hati kita menangis perih?
Disaat mereka bergelut dengan rasa haus dan lapar
kita di sini hanya mampu menahan pedih
Ambil uangmu!
Belikan saja sepotong roti untuk mereka
Belikan saja sehelai terpal untuknya
Sehingga dingin tak begitu mencucuk tubuh yang renta
Duka menggantung di bumi laskar santri. Mesjid dan rumah rata dengan tanah. Para santri berat hati harus pergi mengungsi. Gempa dahsyat telah meluluhlantakkan pondok mereka, rumah mereka, masjid mereka, sekolah mereka, rumah sakit, pasar dan semua tanpa terkecuali.
5 Agustus 2018,gempa berkekuatan 7,0 skala ritcher sukses membuat masyarakat lombok tercerai berhambur keluar. Tangis ketakutan sisakan trauma mendalam di hati. Mereka saudara kita. Satu Indonesia.
Duka ini menggores hati, hati mereka yang peduli kemanusiaan. Di bawah bendera Malang peduli lombok mereka bergerak bergandeng tangan. Genjreng jalanan , begitulah mereka menyebut aksi ini. Menggandeng all unsur masyarakat yang tersebar di malang raya, pengusaha, pemusik, komunitas, akademisi, dan relawan.
Minggu 12 Agustus 2018. Berlokasi di 3 titik, serentak Malang Musik Bersatu bersama unsur masyarakat lainnya mengajak masyarakat mendonasikan hartanya untuk korban gempa di Bali dan Lombok.
RM. Kertanegara, God Bless Cafe, Keraton Samudra menjadi saksi bisu giat mereka. Dukungan dari para pengelola tempat makan tersebut menjadi booster bagi para relawan. Tampak beberapa pemusik yang sedang naik daun turut menyemarakkan dan menghibur para pengguna jalan. Acara yang digelar serentak mulai jam 14.00 WIB hingga 18.00 WIB ini rencananya akan diteruskan hingga donasi mencapai nilai yang cukup.
Kegiatan di RM Kertanegara diawali dengan pembukaan oleh Bapak Imam Muslich dari Malang Peduli Demokrasi, dihadiri oleh berbagai komunitas di antaranya Musik Malang Bersatu, Malang Local Guide,Ngalam Community, IKL, Es Teh Hangat, KPMR, Narayan, Chigi, Moly and The Circus, Sinden All Genre Baron, Bapak Indra Setiyadi (Owner RM. Kertanegara).
Selain bermusik, genjreng jalanan juga menghibur masyarakat lewat tari Jaipong yang dibawakan oleh dua orang penari wanita.
Bagi masyarakat yang ingin menyumbang tapi belum sempat, anda bisa menyalurkan lewat rekening yang tertera di gambar ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar