Menyusuri sore di tengah kota Malang, kami singgah sejenak
di sebuah taman dengan gramophon besar bertengger kokoh di tengah taman. Taman Cerme namanya, sebuah taman yang
terletak di Jl. Cerme Malang. Tak jauh
dari situ terdapat sebuah bangunan peninggalan Belanda yang difungsikan sebagai
hotel boutiq. Sebuah plank bertuliskan Shalimar Hotel menjadi petunjuk bagi
para wisatawan yang sedang mencari tempat bermalam. Penasaran kami bersama team Travelling Yuk pun singgah untuk melewati
sore santai menikmati secangkir teh di
Hemel restoran. Memasuki area hotel kita akan melihat sebuah pintu gebyok
berukir terbuat dari kayu jati, kokoh dan klasik, di baliknya sebuah ruangan
dengan nuansa putih bergaya Belanda tertata apik dengan sebuah Piano besar di
atas stage. Rasanya seperti memasuki masa-masa orde lama dimana bangunan
kolonial banyak dijumpai di kota Malang.
Kota Malang termasuk salah satu kota yang memiliki cukup banyak cagar
budaya di antaranya candi dan bangunan bersejarah peninggalan zaman Belanda.
Hotel Shalimar ini termasunk salah satu bangunan Cagar Budaya. Dulunya gedung ini adalah Gedung RRI yang kemudian berubah fungsi menjadi Hotel Grand Cakra dan akhirnya di re-branding menjadi Hotel Shalimar. Sejak memasuki area hotel konsep hotel boutiq sudah terlihat ditandai dengan sebuah mobil Mercedes Benz tahun 1950 an. Hotel yang diresmikan tahun 2015 ini memiliki 44 kamar dengan kelas Deluxe, superior Deluxe, Executive dan Presiden Suite.
Hotel berstandar bintang lima ini memilik fasilitas yang lengkap, yang tidak dimiliki semua hotel, salah satunya adalah library. Hotel ini juga dilengkapi dengan boutiq, kolam renang, gym center, ruang meetingdan restoran. Hotel ini juga sangat instagramable. Banyak sudut menarik untuk spot foto.
Library |
hiasan dinding |
Kesan vintage juga terasa kental dengan kehadiran sebuah motor kuno di depan library. Jadi buat yang penasaran bisa showing dulu kesini atau booking langsung aja.
motor antik |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar