Jejak Penaku
Aku tidak ingat sejak kapan aku menulis. Tapi yang pasti saat duduk di bangku kelas 1 SD aku sudah bisa menulis walaupun itu hanya satu kalimat,"Ini Ibu Budi". Waktu itu setiap ada pelajaran bahasa Indonesia acapkali guruku menyuruh kami untuk menulis dengan topik yang berbeda beda. Aku juga sangat menyukai pelajaran sastra seperti membuat pantun ataupun puisi lebih daripada mengarang indah. Semua hanyalah hoby semata. Saat itu aku tak pernah tau kalau menulis bisa menghasilkan uang. Hal itu disebabkan kurangnya informasi yang masuk ke sekolah kami. Akhirnya tulisanku hanya menjadi pengisi mading sekolah saja. Tidak adanya info yang masuk kesekolah kami membuat kami tak pernah tau bagaimana prosedur menjadi seorang kontributor.
Waktu terus bergulir, jenjang pendidikan kian tinggi kutempuh. Aku mulai tertarik untuk menulis karya ilmiah dan mewakili sekolah di ajang lomba antar sekolah. Kegiatan ini berlanjut hingga aku duduk di bangku kuliah. Dua penghargaan tingkat nasional mengantarku menjadi seorang peneliti muda di bidang science hingga saat ku harus meninggalkan bangku perguruan tinggi
Menikah dan Menjalani Kehidupan Baru
Tahun 2004 aku memutuskan menikah dengan seorang pria yang kini menjadi ayah dari ketiga putraku. Kesibukan mulai tak terbendung. Begitu banyak cerita dan rona warna dalam hidupku yang membuatku tak punya waktu dan daya untuk menjadi seorang peneliti, sampai akhirnya seorang teman membujukku untuk kembali aktif dan menulis.
Saat itu jujur aku tak punya semangat untuk menulis, aku terlalu larut dalam lika liku hidupku, sampai akhirnya aku dipertemukan dengan sebuah komunitas Ibu Ibu Doyan Nulis Interaktif. Disanalah aku belajar menuangkan kembali buah pikirku dalam sebuah karya kecil yang akhirnya berbuah menjadi 23 buku aneka genre.
Aku mulai menikmati hoby baruku, terlebih jika membayangkan rupiah yang kudapatkan. Aku pun mulai menjajaki peluang sebagai content creator dan ghost writer dengan bayaran mulai 10000 per artikel. Berpacu dengan waktu disela kesibukanku sebagai seorang ibu dan istri. Ribuan artikel telah kutulis hingga aku pindah ke Pulau Dewata.
Saat itu jujur aku tak punya semangat untuk menulis, aku terlalu larut dalam lika liku hidupku, sampai akhirnya aku dipertemukan dengan sebuah komunitas Ibu Ibu Doyan Nulis Interaktif. Disanalah aku belajar menuangkan kembali buah pikirku dalam sebuah karya kecil yang akhirnya berbuah menjadi 23 buku aneka genre.
Aku mulai menikmati hoby baruku, terlebih jika membayangkan rupiah yang kudapatkan. Aku pun mulai menjajaki peluang sebagai content creator dan ghost writer dengan bayaran mulai 10000 per artikel. Berpacu dengan waktu disela kesibukanku sebagai seorang ibu dan istri. Ribuan artikel telah kutulis hingga aku pindah ke Pulau Dewata.
Tergiur Peluang Manis Menjadi Blogger
Di Pulau Dewata aku mengalami banyak kendala untuk menulis buku dan artikel pesanan dan akhirnya aku lebih banyak vakum menulis. Posisi kamar kostku yang terletak diblank spot acapkali menimbulkan data corrupt dan membuatku hampir putus asa dan malu dengan client. Aku akhirnya memutuskan berhenti menjadi content writer lalu beralih menjadi seorang blogger pupukbawang. Kira-kira kenapa ya?
4 Alasan Menjadi Blogger
Ada 4 alasan penting yang membuatku akhirnya terjun menjadi seorang blogger yaitu:
- Nulis suka-suka. Blog menjadi mediaku untuk menumpahkan segenap rasaku. Aku bebas menulis apa saja.
- No DL. Saat itu aku hanya tau jika kita tidak terikat DL yang ketat. Kita bebas menulis kapan saja senyampang kita mampu
- Ajang Branding Diri dan Produk. Nah kata mentor bisnisku jika mau usahanya sukses kita harus mampu mengelola blog, medsos dan membranding diri
- Tergiur Pundi Pundi Rupiah. Ternyata sejak menjadi seorang blogger kesempatan untuk mendapatkan rupiah terbuka lebar. Matre ya akyuuu..
#BPN30DayChallange2018
Berbagi manfaat dan mencari rejeki halal di blog mb, kalau aku
BalasHapusWah iya juga ya mba..tulisan kita bisa memberi manfaat untuk oranglain
HapusIya Mbk aku senang ngeblog enggak terikat banyak dengan DL kalau jadi penulis GW bisa susah ngatur waktu ya hehe
BalasHapusIya mba dan jadi GW harus siap melepas karya kita
HapusKarena saya juga suka nulis Mbak, itu alasannya. Nulisnya sih suka2, apa ajaa deh, heheh.
BalasHapusHmm, Mbak udah nulis ribuan artikel selama jadi ghost writer? Kereeeeennn...