Vaksin Corona, dan Fakta Di Baliknya
Tak
terasa hampir dua tahun Ms. Corona menggempur dunia. Selama itu korban terus berjatuhan.
Asumsi yang awalnya mengatakan bahwa anak-anak memiliki resiko lebih
kecil, akhirnya terbantahkan dengan mudah.
Hal ini dapat kita lihat dengan banyaknya jumlah pasien anak yang
terpapar dalam beberapa bulan terakhir.
Kabar akan kehadiran
vaksin corona pun menjadi angin surga bagi sebagian masyarakat yang sudah
merindukan rasa aman beraktivitas.
Benarkah vaksin ini aman?
Berbagai
berita terkait vaksin corona pun mulai bertebaran baik di media cetak maupun online. Ada yang
menyikapinya dengan sebuah harapan, namun ada juga yang meresponnya dengan
sebuah kekhawatiran, akan munculnya bencana baru. Saya termasuk satu di antara masyarakat yang mempertanyakan
efektifitas penggunaan vaksin tersebut.
Benarkah vaksin ini aman dan mampu menjadi harapan baik bagi kita semua?. Sebelum menjawab pertanyaan tersebut ada
baiknya kita mencari tahu tentang kebenaran dan update perkembangan vaksin yang
akan dilaunching.
Pfizer,
salah satu perusahaan farmasi yang cukup
ternama, kini sedang mengmbangkan vaksin corona untuk mencegah serangan yang lebih masif. Menurut pihak Pfizer dan BionTech ada
beberapa fakta yang perlu diketahui masyarakat terkait vaksin yang sedang
dikembangkan, seperti yang dilansir oleh
The Guardian yang dikutip ulang di halodoc.
Fakta Penting Tentang Vaksin Corona Yang Wajib Kamu Tahu
Simpang siur berita terkait ujicoba vaksin cukup membuat
sebagian masyarakat resah dan bertanya.
Pencarian fakta perlu dilakukan secara seksama dengan menggali informasi
dan jawaban dari lima pertanyaan
berikut:
1. Bagaimana Tingkat Keamanan Vaksin?
2.
Benarkah Vaksin dapat Mengurangi Terjadinya
Perburukan Kondisi?
3.
Apakah Vaksin Mampu Mencegah Terjadinya
Penularan Virus?
4.
Berapa Persen Tingkat Keberhasilan Vaksin ?
5.
Bagaimana Efektifitas Vaksin Dalam Melindungi
Tubuh?
Untuk menemukan fakta atas pertanyaan tersebut, sebaiknya
kita bertanya atau mencari dari sumber terpercaya. Kami pribadi lebih sering menggali informasi
terkait kesehatan dengan bertanya di platform yang memang dikelola oleh tenaga
medis atau orang-orang yang memang expert di bidang itu. Salah satu platform yang kami percaya adalah
aplikasi halodoc. Aplikasi ini tidak
hanya berisi artikel kesehatan, namun kita juga bisa konsultasi secara online
dengan para pakar. Tentu info yang kita
peroleh bisa dipertanggungjawabkan dan bukan hoax. Masyarakat dan para pasien
cukup banyak terbantu dengan kehadiran aplikasi ini, terlebih di masa pandemi
ini. Aplikasi yang kini sedang naik daun
ini memiliki tarif konsultasi mulai gratis hingga berbayar. Tentu dengan harga yang cukup terjangkau
sehingga mampu menjadi solusi bagi masyarakat yang membutuhkan advice dokter
terkait keluhan kesehatan yang di alami.
Aplikasi ini juga menayangkan banyak informasi untuk
menjawab pertanyaan di atas. Menurut
informasi yang berhasil kami rangkum dari aplikasi ini serta diskusi dengan
beberapa paramedis, kami menyimpulkan sebagai berikut:
Ada beberapa perusahaan suplier vaksin yang sedang
melakukan uji efikasi vaksin corona. Dua
di antaranya adalah Pfizer dan BioFarma.
Pfizer dan BionTech belum berani mengatakan bahwa vaksin yang sedang
mereka kembangkan 100% aman, sebab sampai sejauh ini ada 10 % dari sampling
yang menunjukkan gejala efek samping.
Tingkat efektivitas vaksin pun belum berani disimpulkan sebab vaksin
masih dalam proses pengujian, belum sampai tahap kesimpulan akhir. Namun demikian Paul Hunter, seorang Profesor
dari University of Anglia mengatakan oleh karena vaksin milik Pfizer dan
BionTech adalah vaksin baru, maka bisa saja efek samping yang dialami oleh
beberapa relawan hanyalah sebuah reaksi alergi terhadap salah satu komponen
yang dimilikinya.
Pfizer sendiri belum berani menyimpulkan apakah vaksin ini
bisa mencegah penularan virus. Sebab
jika yang dialami adalah infeksi tanpa gejala, artinya masih memiliki resiko
menularkan ke orang lain. Lewat uji
klinis terhadap partisipan berusia 12 – 85 tahun, menampakkan kalau vaksin ini
tidak bekerja secara efektif untuk lansia.
Demikian pula dengan Vaksin Sinovac yang distribusinya akan
dilakukan oleh Bio Farma. Bambang Heriyanto, selaku Sekertaris Perusahaan Bio
Farma mengatakan bahwa hingga saat ini efikasi vaksin Sinovac masih dalam tahap
menunggu hasil dari uji klinis pada fase yang sedang dilakukan. Perkiraan
mereka uji fase 4 baru akan keluar
hasilnya pada bulan Januari 2021.
Pernyataan Bio farma terkait efikasi vaksin juga diperkuat oleh produsen
Sinovac langsung Sinovac Biotech.Ltd.
Uji klinis yang dilakukan yang dilakukan sejak Agustus 2020 ini
diperkirakan rampung pada Mei mendatang.
Berangkat dari informasi
tersebut , Pemerintah harus menerapkan prinsip kehati-hatian dalam
menetapkan kapan vaksinasi massal
dilakukan, agar vaksin corona tidak menjadi bencana baru bagi masyarakat
indonesia. Salah langkah sedikit saja,
bencana baru akan muncul sebab seperti kita ketahui virus Covid -19 merupakan
virus dengan karakteristik unik dan terus bermutasi.