Hai moms, apa kabar?
Dua Minggu lalu kita sudah belajar tentang Gen Z dan profesi yang akan banyak dicari di masa mendatang. Nah kali ini aku mau ajak moms untuk mengenali gaya belajar gen Z agar mom's bisa lebih mudah dalam mendampingi proses tumbuh kembang remajanya.
Pas banget! Minggu lalu, aku dan beberapa mom blogger berkesempatan untuk mengikuti sebuah webinar yang diselenggarakan oleh SMA PINTAR LAZUARDI Blended Learning. Lembaga ini merupakan lembaga pendidikan online di level universitas dan SMA. Sebuah trend baru yang lahir di tengah polemik dunia pendidikan selama pandemi covid. Kita sama -sama tau, bahwa pandemi yang melanda berbagai negara ini, memaksa dunia pendidikan untuk menerapkan pembelajaran jarak jauh dengan cara daring. Nah model pembelajaran seperti ini ternyata melahirkan sebuah tantangan baru bagi orangtua dalam mendampingi buah hati. Anak -anak didik yang terbiasa belajar tatap muka di sekolah, kini dihadapkan pada pembelajaran daring di rumah.
Alhasil..untuk menunjang keberhasilan penyerapan materi dibutuhkan penguasaan teknologi secara mutlak. Orangtua pun mau tidak mau dituntut untuk melek digital jika ingin putra -putrinya sukses melaluinya. Situasi ini terbaca oleh para praktisi yang tergabung di Sekolah Lazuardi Group sebagai sebuah peluang untuk berperan aktif dalam rangka memberikan kontribusi pada sistem pendidikan negeri ini. Caranya adalah dengan menggunakan Learning Managemen System (LMS) yang diberi nama PINTAR. Untuk mengetahui apa itu LMS dana bagaimana programnya silakan Baca Orangtua Melek Digital, Anak Gen Z Melenggang Jadi CEO
Setelah orangtua melek digital, parents juga dituntut untuk Kepoin gaya belajarnya. Nah menurut Dya Loretta, S.E, M.I.Kom, CSP,CPM salah satu pemateri webinar Kepoin Gaya Belajar Gen Z, seperti ditampilkan dalam pemaparannya, diketahui gen Z memiliki gaya belajar seperti yang terpampang dalam gambar di bawah ini.
Gambar 2. Gaya Belajar Gen Z
Webinar yang diselenggarakan pada tanggal 10 April 2021 lalu, dihadiri oleh ibu Sonya Sinyanyuri (Kepala SMA Lazuardi) , Bapak Muhammad Ikhsan (Direktur Lazuardi Attailah Makasar, Eliza Korag (mom blogger), para mom's blogger, dan praktisi pendidikan. Para narasumber memaparkan pengalamannya dalam membersamai proses belajar anak anak gen z. Dari pengalaman itu mereka menyimpulkan bahwa parents harus tau gaya belajar anak.
Kenapa kita harus mengenal gaya belajar mereka?
Tujuannya adalah untuk memudahkan kita dalam mendampingi mereka, sehingga bentrok antara orangtua dan anak bisa diminimalisir. Umumnya parents pasti #ngomel melihat anak remajanya terlena dengan gawainya sampai lupa waktu. Bilangnya daring ternyata main game. Akhirnya menerapkan disiplin keras pada anak untuk melakukan apa yang mereka mau. Ternyata tindakan seperti ini tidak bisa kita terapkan pada gen Z.
Anak-anak golongan gen z ini memang sangat addict pada gawai. Kurang lebih 48,7 % generasi Z adalah addict user. Mereka lebih suka berselancar daripada belajar dari buku. Apakah salah? Sebenarnya tidak, tinggal kita pantau dan arahkan saja. Kita harus memberikan arahan pada mereka informasi apa saja yang boleh mereka konsumsi dan apa yang tidak. Nah untuk menyampaikan hal ini diperlukan sebuah kemampuan berkomunikasi karena tipikal anak gen z yang Boss for my self, sehingga umumnya tidak begitu suka diatur-atur.
Tipsnya menurut mba Dya Loretta untuk bisa berkomunikasi dengan mereka adalah dengan memposisikan diri kita sebagai teman mereka, bukan boss, sehingga bisa terjadi sebuah komunikasi yang baik.
Anak -anak gen z menyukai pembelajaran audio visual. Selain itu mereka juga lebih butuh suasana yang nyaman untuk mendukung proses belajar mereka. Music dan cafe merupakan 2 hal yang kini melekat pada gen Z. Katanya kalau ngga denger musik pelajaran ngga #nyantol. oleh karena itu gen Z ering streaming music dan menggunakan headset saat belajar.
Anak gen z merupakan anak anak yang open minded . Mereka mampu menerima masukan poitif maupun negatif dari siapa saja. Di inilah peran orangtua sangat dibutuhkan untuk membantu mereka mengetahui dan memilih mana info baik dan mana yang tidak, mana yang boleh mereka adopsi mana yang tidak. Jangan sampai pengaruh buruk teknologi lebih mendominasi.
Nah parents, semua materi yang dipaparkan didukung juga oleh pengalaman yang dialami oleh Mom Eliza Korag. Beliau mengatakan bahwa dengan memposisikan sebagai teman, orangtua akan lebih mudah menyampaikan saran dan masukannya daripada jika kita bossy pada mereka. Hmm menarik dan gampang-gampang susah menerapkannya ya mom.
Karakteristik gen Z yang sedemikian unik dan kesenjangan yang tercipta akibat beda generasi, mendorong SMA Pintar Lazuardi untuk membantu para parents dalam memenuhi kebutuhannya, moto nya adalah "KEPO BANGET". Lembaga ini juga menekankan pembelajaran yang menggunakan 5 prinsip di antaranya
1. Pendidikan Karakter
2. Growth Mindset Approach
3. Fleksibel
4. Interaksi Kuat antara Orangtua dan Guru
5. Berorientasi Masa Depan