Menjadi ibu adalah impianku. Namun aku tak pernah membayangkan bahwa Dia memilihku menjadi salah satu Ibu special. Ibu yang diamanahi untuk menjaga para ahli surga. Benar-benar anugrah yang tak pernah kusangka-sangka.
Bahagia?
Awalnya kami tak pernah menyadari bahwa ini adalah anugrah. Kasak kusuk di balik dinding-dinding penyekat membuat kami tak mampu berpikir positif. Kami mempertanyakan ke Adilan-Nya. Mengapa yaa Robb...?
Kami tak kuasa menolak takdir. Dia pun tak bisa memilih terlahir dalam kondisi apa. sebagian memvonis bahwa ini adalah hukuman dari Nya atas dosa kami di masa lalu. sejenak kami mempercayai nada-nada sumbang itu dan tanpa kami sadari keimanan kami terkikis. Rasa bersalah mulai menghantui kami. Kebahagiaan yang harusnya kami rasakan berganti menjadi derai air mata. Hari- hari penuh tangis harus kulalui bersamanya. Ya, hanya bersamanya ..tak ada orang lain. Kami berbagi tugas merawat anak. Si sulung kami sekolahkan di usia 3 tahun, sebab dokter melarang kami membawa anak kecil ke RS. Malamnya suamiku menjemputnya dan membawanya pulang. Aku dan bayiku menjadi penghuni baru di bangsal anak.
Rumah Kedua
Kami sematkan sebuah nama dalam balutan doa untuk putra kedua kami Favian Attar Firdaus yang mengandung arti pemuda tampan dari surga Firdaus. Wajah tampan nya serta kulitnya yang putih menjadi penegas atas namanya. Sayangnya, nasib tak seindah namanya.
Favian harus menghabiskan waktunya dari rumah sakit ke rumah sakit. Selama 3 tahun kami menjadi penghuni tetap di bangsal anak kelas 3. Berjuang tuk membuatnya tetap hidup. Di sanalah rumah ke dua kami. Mulai ibu kantin, satpam, hingga perawat sudah seperti keluarga kami.
Rollercoaster
Hari berganti hari..
Kuamati ada yang berbeda pada putra keduaku ini. Dia sering sekali demam. Tubuhnya begitu sensitif. Bahkan seekor semut pun mampu menumbangkannya dan hampir merenggut nyawanya. Kerap kujumpai dia berceloteh pada semut-semut yang berbaris..seolah dia paham apa yang mereka bisikkan.
Dia juga tak mengenal takut pada hewan melata. Ulat, cacing, kadal, monyet bahkan harimau tak membuatnya gentar. Kucing adalah salah satu hewan yang paling dia sayangi sejak kecil.
Tapii..
Dia tak jua berbicara. Hanya tersenyum dan berceloteh tak jelas. Satu kata pertama yang dia ucapkan adalah "Ayah" . Iya ayah, bukan bunda...meski bundalah yang selalu ada bersamanya. Sosok ayah seolah menjadi idolanya.
Dia sangat aktif bergerak. Berlari, melompat dan memanjat. Tak ada rasa takut. Justru dia suka menghadang bahaya. Tak heran jika begitu banyak tanda -tanda di tubuhnya..bukti betapa "lakinya" dia .
Selama di rumah sakit hampir setiap hari infus harus di pasang ulang akibat terlalu aktif geraknya.
Yaa robbb.. kapan ujian ini berakhir tanyaku saat itu. Aku dibuatnya cemas. Dia sering sekali menghilang dari pengawasan kami. Tak jarang kami meminta bantuan polisi , satpam ataupun teman -teman untuk mencari keberadaannya. Lengah sekejap saja kami pasti kehilangan jejaknya.
Beberapa kali dia hampir diculik
Beberapa kali dia hampir tenggelam
Beberapa dia mengalami cedera baik di tangan, dagu, kaki ataupun kepala ..
Oh Tuhan.. hidup kami bagaikan naik rollcoaster.. yang membuat jantung kami hampir berhenti. Jika kami lengah...tembok rumah kami bisa bolong bolong dimakannya. Bahkan kotoran ayam pun pernah diicipnya.
Dia sangat ramah!
Dia penyayang!
Dia murah hati dan Setia kawan!
Dan dia pandai melawak, menghibur siapapun yang sedang murung dengan aneka polah lucunya. Bahkan tak jarang dia berperan layaknya badut demi mengukir senyum sang bunda .
Navigator Andal
Kami sungguh kewalahan dibuatnya dia sangat aktif. Dokter Indra mendiagnosa dia sebagai pasien suspect ADHD.
Ah, apa pula itu? Saat itu kami enggan mencari tau tentang diagnosa tersebut. Dokter pun tidak memberikan saran apapun terkait penanganannya. Saat itu tak ada orang yang bisa memberi kami masukan terkait kondisinya selain usulan memasang GPS di tubuhnya πππ (kamipun sempat terpikir demikian).
Tapi di balik semua itu, dia adalah navigator yang andalπ. Dia mampu mengingat setiap kelokan, sudut jalan ataupun letak tempat dengan detail. Cukup sekali jalan! Perjalanan sepanjang apapun dapat diingatnya
Dia adalah seorang perawat yang telaten. Penuh kasih sayang dirawatnya sang adik sejak dalam kandunganku. Tak pernah lelah dia menjaga adiknya yang memiliki keterbatasan intelektual..
Sigap tangannya mencuci, menata setiap sudut rumah, dapur,dan kamar mandi. Rasa sayang yang besar rupanya tidak hanya dia berikan kepada manusia..tetapi juga pada hewan ciptaan Allah.